Ini bukan tentang sepatah dua patah kata selamat tinggal yang belum kau ucapkan
Bukan tentang kemana arah angin yang akan membawamu terbang
Bukan tentang aku yang ditinggalkan atas sebuah keputusan
Bukan tentang kita yang punya cerita-cerita indah nan menyenangkan
Bukan tentang hilangnya kebersamaan setiap waktu datang
Bukan tentang sunyinya dering telepon yang selalu ku nantikan
Bukan tentang senyuman bak sang fajar kecerahan
Bukan tentang tatapan lalu wajah yang kemerahan lalu memesonakan
Ini tentang dua insan yang dipisahkan karena keadaan
Tentang yang ditinggalkan mencoba bertahan
Tentang perpisahan yang mengaharukan
Dan salah seorangnya merindukan
Ini elegi yang tak bertuan
Yang satu hilang dan melayang
Yang satunya diam dan menunggu kepulangan
Pun tak ada tanda kepulangan seseorang
Ini elegi tentang seseorang yang melupakan dan dilupakan
Ditinggalkan tanpa senyuman
Lalu diabaikan
Kemudian hilang
Angin membawa ke mana gerak, langkah, dan ekpresi ku pergi. Aku memutuska untuk berhenti di sini, ya di tempat ini di mana aku bisa menulis mengeja kata demi kata agar kau baca.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tragedi Segelas Es Teh Manis yang Tumpah
Teringat janjiku padanya untuk membawakan oleh-oleh khas Jogjakarta, kami memutuskan untuk bertemu. Ini kali kedua kami bertemu. Sejujurnya ...
-
Inilah Saya Bagi Keluarga: Mutiara Empunya Ibu Perkenankanlah saya merefleksikan sedikit coretan saya ini dengan harapan angin memb...
-
Ini bukan tentang sepatah dua patah kata selamat tinggal yang belum kau ucapkan Bukan tentang kemana arah angin yang akan membawamu terbang...
-
Teruntuk bulan yang tak kan padam dilahap malam Teruntuk sinarnya beserta terang cahaya namun tidak pernah kelam Meskipun malam semakin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar