Aku akan melanjutkan ceritaku yang sempat terhenti.
Baiklah, kita gunakan saja inisial. Berhubung dia seorang yang keras
kepala, mari kita panggil Mr.KK. Aku selalu iri dengan kulitnya yang putih, wajahnya tidak pernah berjerawat, padahal ia lebih sering berpanas-panasan dibandingkan aku. Hal itu terkadang yang membuat dirinya besar kepala.
"Tidak, kamu tidak boleh lebih putih dariku, tidak boleh lebih cantik dariku" seruku padanya berkali-kali. Ia tetap meledek bangga. Banyak orang yang mengatakan dirinya cantik, huh padahal dia laki-laki.
Jujur, tidak pernah terbayang bisa bersama-sama melalui beratnya
hari demi hari dengannya. Bukan aku banget. Tetapi, nyatanya kami telah
berbagi rasa setahun lebih lamanya. Meski hidupnya yang penuh misteri dan
keanehan lain yang membuatku selalu menggelengkan kepala, tetapi ia seorang
penenang yang handal dalam setiap kepanikanku.
“Yaudah sih, biasa aja. Jalanin” ujarnya sambil tertawa. Ya, memang
seperti itu. Mau ada masalah ataupun tidak, ia selalu memberi aura bahagia,
seperti tidak ada beban. Tapi, hati orang siapa tau.
“Ngga bisa, ini tuh serius. Ada hal-hal yang bisa dijadikan bahan
candaan, ada hal yang tidak” tegasku.
“aku yakin kamu pasti bisa” tandasnya dengan yakin. Aku memasang
wajah kesal, namun dalam hati apa yang dia katakan ada benarnya. Tak perlu lah
memikirkan sesuatu yang kita pasti tahu jawabannya.
“Yaudah, aku mau makan enak hari ini”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar