Minggu, 30 Oktober 2016

menulis itu...

“Aku bukan seorang yang melankolis, segala yang ku tulis selalu puitis. Hanya saja aku mencoba kritis dalam aksara yang tengah ku lukis”- Dita Suci Febrianti

Menulis bukan berarti pengecut
Bukan berari aku tak pandai berbicara langsung kepada dia yang disana.
Bukan itu....
Hanya saja menulis membuatku menjadi seorang yang apa adanya.
Aku merangkai huruf demi huruf, ku lanjutkan menjadi kata demi kata, seolah aku berusaha membuatnya indah.
Tiap malam aku menunggu sesuatu yang datang, ku sebutnya dengan inspirasi. Ah tapi, ku rasa tidak melulu setiap malam kau harus menunggu inspirasi.
Atau tidak melulu kau menunggu inspirasi untuk kau sekadar ingin menulis.
Dengan menulis, aku bermain dengan seseorang yang ku panggil imajinasi. Ya dia seperti temanku.
Ada kata yang tak bisa diungkap ketika bersuara dengan dia yang disana. Apa boleh buat, aku sampaikan saja kepada sepatah dua patah kata dalam tulisan. Aku sampaikan dengan lega. Entah dia membacanya atau tidak. Tidak, aku bukan seorang pengecut.

Hanya saja prinsip ku, dengan menulis, maka suaramu tak akan habis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tragedi Segelas Es Teh Manis yang Tumpah

Teringat janjiku padanya untuk membawakan oleh-oleh khas Jogjakarta, kami memutuskan untuk bertemu. Ini kali kedua kami bertemu. Sejujurnya ...